I.
PENDAHULUAN
Masa remaja adalah masa yang seolah-olah
tidak memiliki tempat yang jelas, ia tidak termasuk golongan anak juga tidak
termasuk golongan dewasa. Karena remaja belumlah mampu menguasai fungsi fisik maupun
psikisnya, oleh karena itu masa remaja biasa kita dengar sebagai masa transisi
atau masa peralihan.
Pada sejarahnya posisi remaja berada dalam tempat marginal (Lewin, 1939).
Karena untuk dikatakan dewasa membutuhkan banyak persyaratan yang harus dipenuhi
untuk bisa dikategorikann dewasa, sehingga remaja lebih mudah dekategorikan
sebagai anak daripada dewasa. Kemudian pada abad ke-18 barulah masa remaja
dipandang sebagai periode tertentu yang lepas dari periode kanak-kanak. Batasan
usia remaja berkisar antara usia 12-21
tahun, dengan perincian 12-15 tahun msa remaja awal, 15-18 tahun remaja
pertengahan, 18-21 tahun masa remaja ahir. [1]
Dalam usia remaja ia pun memiliki kebutuhan yang sama seperti kebutuhan
manusia pada umumnya seperti makan, minum, pakaian atau kenikmatan lainnya. Akan
tetapi kebutuhan manusia tidak terbatas
pada hal tersebut saja melainkan manusia memiliki keinginan dan kebutuhan yang
bersifat universal yaitu kebutuhan untuk mencintai dan dicintai Tuhan, sehingga
agama akan dijadikan saraana untukn pemenuhan kebutuhan tersebut. Oleh karena
itu dalam makalah ini akan kami bahas terkait tentang bagaimana perkembangan
keagamaan ramaja.
II.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah Teori Tentang Sumber
kejiwaan Agama?
2. Bagaimanakah Perkembangan jiwa keagamaan
pada remaja?
III.
PEMBAHASAN
A.
Teori Tentang Sumber Kejiwaan Agama
Terdapat beberapa teori yang bisa dijadikan acuan dari manakah apakah
yang menjadi sumber keagamaan itu. Di
antaranya adalah:
1. Teori monistik
Teori ini menyatakan bahwa yang menjadi sumber kejiwaan agama adalah
satu sumber kejiwaan. Dari munculah beberapa pendapat yang dikemu-kakan oleh
para ahli yaitu:
a. Thomas Van Aquino. Menurutnya sumber
kejiwaan agama adalah berpikir.
b. Fredrick Hegel. Ia berpendapat agama adalah pengetahuan yang sungguh-sungguh
benar dan tempat kebenaran abadi berdasarkan hal orak tingkah klaku dengan
pikiran.
c. Fredrick Schleimacher. Ia berpendapat
bahwa suber keagamaan adalah rasa ketergantungan yang mutlak (sense
of depend)ز[2]
d. Rudolft Otto. Menurut tokoh ini sumber kejiwaan
agama adalahseeseorang rasa kagum yang
berasala dari The Wholly Other (yang sama
seakali lain).
e. Sigmund Freud. Menurutnya libido sexuil
adalah unsur kejiwaaan yang menjadi sumber kejiwaan aagama. Dan berdasarkan
libido ini timbullah ide tentang ketuhanan dan upacara keagamaan setelah
melalui proses Oedipoes Complex and
Father Image.[3]
f. William Mac Dougall. Menurutnnya sumber
kejiwaan agama merupakan kumpulan dari beberapa instink.
1.2. Teori Fakulti
Teori ini berpendapat bahwa tingkah laku manusia
iitu tidak bersumber pada suatu faktor yang tunggal tetapi terdiri atas beberapa unsur, antara
lain yang diianggap memegang peranan penting adalah fungsi cipta (reason), rasa (emotion), karsa (will).
1. Cipta, cipta merupakan fungsi intelaktual
jiwa manusia. Cipta berperan untuk menentukan benar atau tidaknya ajaran suatu
agama berdasarkan pertimbangan intelek seseorang.
2. Rasa,
rasa adalah suatu tenaga dalam diri manusia yang banyak berperan dalam
membentuk motivasi dalam corak tingkah laku seserorang. Rasa menimbulkan sikap
batin yang seimbang dan positif dalam menghayati kebenaran ajaran agama.
3. Karsa, karsa merupakan fungsi eksekutif
dalam diri manusia. Karsa berfungsi mendorong pelaksanaan doktrin serta ajaran
agama berdasarkan fungsi kejiwaan[4].
Beberapa Pemuka Teori Fakulti Yaitu:
a. G.M. Straton
G.M. Straton mengemukakan teori konflik. Ia mengatakan, bahwa yang
menjadi sumber keagamaan dalam diri manusia adalah karena adanya konflik dalam
kejiiwaan manusia.
b. Zakiah Daradjat
Zakiyah daradjat mengatakan bahwa pada
diri manusia itu terdapat kebutuhan pokok. Unsur-unsur kebutuhan yang dikemukakan yaitu:
1. Kebutuhan rasa akan kasih sayang.
2. Kebutuhan akan rasa aman.
3. Kebutuhan rasa akan harga diri.
4. Kebutuhan akan rasa bebas.
5. Kebutuhan akan rasa sukses.
6. Kebutuhan rasa ingin tahu atau mengenal.
Selanjutnya dari gabungan keenam itulah yang menyebabkan manusia membutuhkan agama, karena melalui agama
itulah kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat tersalurkan.
c. W.H. Thomas
Menurut W.H. Thomas yang menjadi sumber
kejiwaan agama adalah adanya empat macamkeinginan dasar yang ada dalam jiwa
manusia yaitu:
1. Keinginan untuk keselamatan (security)
2. Keinginan untuk mendapat penghargaan (rekongnation)
3. Keinginan untuk ditanggapi (response)
4. Keingiinan akan pengetahuan atau
pengalaman baru (new experient)
B.
Perkembangan Jiwa Keagamaan Remaja
Sejalan
dengan perkembangan jasmani dan rohani remaja, maka agama pada para remaja
dipengaruhi oleh masa Juvenilitas, pubertas, dan nubilitas. Maksudnya
penghayatan para remaja terhadap ajaran agam dan tindak keagamaan yang tampak
pada para remaja banyak berkaitan dengan faktor perkembangan tersebut.
Perkembangan agama pada para remaja ditandai oleh beberapa faktor perkembangan
rohani dan jasmaninya. Perkembangan itu antara lain menurut W.Starbuck adalah:
a.
Pertumbuhan
Pikiran dan Mental
Ide dan dasar keyakinan beragama yang
diterima remaja dari masa kanak-kanaknya sudah tidak begitu menarik bagi
mereka. Sifat kritis terhadap ajaran agam mulai timbul. Selain masalah agama
merkapun sudah tertrik dari masalah kebudayaan, sosial, ekonomi, dan
norma-norma kehidupan lainnya.
Dalam penelitian Allport,
Gillesphy, dan young menyatakan bahwa agama yang ajarannya bersifat lebih
konservativ lebih banyak ber pengaruh bagi para remaja untuk tetap taat kepada
ajaran agamanya. Namun sebaliknya agama yang ajarannya kurang
konservatif-dogmatis dan agak liberal akan nudah merangsang pemiikiran
pengembangan pikiran dan mental para remaja sehingga mereka banyak meninggalkan
agamanya[5].
b.
Perkembangan
Perasaan
Berbagai perasaan
telah berkembang pada masa remaja. Perasaan sosial, etis, dan estesis mendorong remaja untuk menghayati
perikehidupan yang terbiasa dalam lingkungannya. Masa remaja adalah masa
kematangan seksual , yang didorong oleh perasaan ingin tahu dan perasaan super,
dan remaja adalah masa-masa yang mudah untuk mesuk dan terjerumus ke arah tindakan seksual yang negatif.
Dalam penyelidikan
yan dilakukan oleh Dr. Kinsey pada tahun 1950anmengungkapkan bahwa 90% dari
pemuda Amerika telah mengenal masturbasi, onani, dan homo seksual.
c.
Pertimbangan
Sosial
Corak keagamaan
para remaja juga ditandai oleh adanya pertimbangan sosial. Dalam kehidupan
keagamaan mereka timbul konflik antara pertimbangan moral dan material. Karena
kehidupan duniawi lebih dipengaruhi akan kepentingan materi, maka para remaja
cenderung sifatnya matrealistis.
Hasil penyelidikan
Ernest Harms terhadap 1789 remaja Amerika antara usia 18-29 tahun menunjukan
bahwa 70% pemikiran remaja ditujukan bagi kepentingan keuangan, kesejahteraan,
kebahagiaan, kehormatan diri dan masalah kesenangan pribadi lainnya. Sedangkan
masalah masalah akhirat dan keagamaan hanya sekitar 3,6%, dan masalah sosial
5,8%[6].
d.
Perkembangan
Moral
Perkembangan moral
para remaja bertitik tolak dari rasa berdosa dan usaha untuk mencari proteksi.
Tipe moral yang juga terlihat pada para remaja juga mencakupi:
1.
Self-diretive, taat terhadap agama atau moral berdasarkan pertimbangan pribadi.
2.
Adaptive,
mengikuti situasi lingkungan tanpa
mengadakan kritik.
3.
Submissive,
merasakan adanya keraguan terhadap
ajaran moral dan agama
4.
Unnajusted,
belom mmeyakini akan keberadaan
ajaran agama dan moral.
5.
Deviant,
menolak dasar dan hukum keagamaan
serta tatanan moral keagamaan.
e.
Sikap
dan Minat
Sikap dan minat
remaja terhadap masalah keagamaan boleh dikatakan sangat kecil dan hal ini
tergantung dari kebiasaan masa kecil serta lingkungan agama yang mempengaruhi
mereka (besar kecil minatnya). Sebagian besar remaja lebih berminat terhadap
masalah ekonomi, keuangan, kesuksesan untuk dirinya. Dibandingkan minat mereka
terhadap masalah ideal, keagamaan dan sosial.
f.
Ibadah
Pandangan para
remaja terhadap ajaran agama (ibadah), mereka hanya mengnggap ibadah adalah
sebuah media untuk bermeditasi dan sedikit remaja yang mengatakan bahwasanya
ibadah adalah alat untuk berkomunikasi terhadap tuhan. Hal tersebut terbukti
karena lebih banyaknya remaja yang tidak melaksanakan ibadah dibandingkan
remaja yang melaksanakan ibadah secara benar.
IV.
KESIMPULAN
Dari pemaparan materi yang kami susun maka
dapat disimpulkan bahwa manusia memiliki kebutuhan universal untuk dipenuhi
melalui agama. Dan apakah yang menjadi sumber kejiwaan agam tersebut adalah
satu sumber kejiwaan dan juga bisa dilihat dari beberapa unsur yang bukan
merupakan satu faktor tunggal, diantaranya yaitu cipta, rasa, karsa manusia itu
sendiri. Kemudian perkembangan agama pada remaja ditandai oleh beberapa faktor
yaitu :
1.
Pertumbuhan
fikiran dan mental
2.
Perkembangan
perasaan
3.
Pertimbangan
sosial
4.
Pertkembangan
moral
5.
Sikap
dan minat
6.
Ibadah
Kemudian
tingkat dan keyakinan dan ketaatan para remaja sebenarnya tergantung dari
kemampuan mereka menyelesaikan keraguan dan konfli batiun yang terjadi dalam
diri.
V.
PENUTUP
Demikianlah
makalah ini kami susun, kami sadar dalam makalah ini masih banyak keslahan dan
kekurangan dari segi materi maupun penyampaian. Untuk itu kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangatlah kamu harapkan guna perbaikan makalah kami
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
H. Thoulsen, Robert. Pengantar Psikologi Agama, Jakarta: CV
Rajawali, 1992
Prof. Dr. H. Jalaludin. PSIKOLOGI AGAMA, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2002
Prof. Dr. Rahyu, Siti Haditono. Psikologi Perkembangan, Yogyakarta:
GAJAH MADA UNIVERSITY PRESS, 2006
Rakhamat, Jalaludi. Psikologi Agama Sebuah Pengantar,Bandung:
PT Mizan Pustaka, 2003